Balada Ceritaku dengan Mu
cerita ini ku awali
ketika kau ucapkan kita jadian
kau anggap itu sebuah candaan
bagiku sebuah keseriusan
karena cinta tak tahu kapan
datangnya dan perginya
ku jalani hari demi hari
di balik sebuah ikatan yang semi
dulu aku bukanlah infanteri
yang setia sedia bagi negeri
begitu pula kini
masih setia ka beriku ceria
masih sembunyi aku di balik cinta
sembunyi, atau kah aku mengkhianati
aku tak mengerti hati ini milik sang Ilahi
atau ... tak mau memahami
hanya muncul lagi rasa kasih yang ku tahu
hanya sekali lagi ini ilahi atau nafsu
yang pasti ku tahu rasa ini datang
yang pasti ku tahu aku harus bertahan
menolak untuk mencintaimu
ya, menolak mencintaimu
tak seharipun kau hilang dari angan
melebihi yang ada dalam ikatan
semoga bukan sebuah pembodohan
akan cinta yang haqiqi dari Tuhan
dari Tuhan ...
kata naim cinta itu membuat gila
sedang syifa ingin bebas merdeka
kalau sarif masih setia ia dengan sepatunya
yang ku ingat dari pesan kak munir ialah
angan-angan yang tak pasti
tapi, apa yang tak pasti
dari mereka aku belajar melihat
dari mereka aku belajar mendengar
dari mereka aku belajar menggunakan hati
bukan akal pikiran ...
karena cinta adalah perasaan
kini aku mulai membuka mata
hati dan telinga
untuk menafsirkan arti cinta
yang timbul saat kau bilang kita bersama
dan itu memang cinta
karena Allah Sang Pencipta
cinta antara dua insan
bukan untuk memiliki
tapi saling menjaga diri
dan hati ...
hablum minallah wa hablum minannas
sekali lagi aku mencintaimu
semata-mata karena Tuhan ku
dan ini bukan nafsu
karena kau adalah memang saudari ku
karena kau adalah memang sahabatku
kau buktikan kasihmu
kala ku bingung tak menentu
kala ku kehilangan sesuatu
yang aku sendiri pun tak tahu
yang dalam ikatan memang telah pergi
namun kau masih disini
dan selama kau disini
aku belajar mengerti
memahami menghayati
walau satu ceritaku berhenti
masih ada cerita lagi
dan ceritaku dengan mu
kan ku jaga hingga nanti
ku awali cerita ini
dengan baik dengan hati
maka kelak kan ku akhiri
bersama ridha sang Ilahi
ketika nanti aku mati ...
6 September 2012
-Arya A. Hidawa-
Komentar
Posting Komentar