Kabar (seharusnya) Bahagia
Ingin rasanya mulut ini teriak
Luapkan amarah yang menyesak
Bukan karena tekanan yang tersimpan
Hanya karena timpaan penuh godaan
Ha..ha.. harusnya aku malu
Tak sepatutnya mata ini sayu
Memang ujian dan teguran itu satu
Tinggal pilihan saja mana yang dimau
Bolehlah kabar itu terasa menghantam
Dan air mata turut berjatuhan
Kabar yang sampaikan pesan
Esok, dia dan dia akan bersamaan
Kabar yang harusnya sampaikan kebahagiaan
Tapi cukup saat itu saja
Dan seketika itu saja
Hati turut merasa berduka
Karena kau bukan siapa-siapa
Ya, sekali lagi kuberkata
Karena kau bukan siapa-siapa
Luapkan amarah yang menyesak
Bukan karena tekanan yang tersimpan
Hanya karena timpaan penuh godaan
Ha..ha.. harusnya aku malu
Tak sepatutnya mata ini sayu
Memang ujian dan teguran itu satu
Tinggal pilihan saja mana yang dimau
Bolehlah kabar itu terasa menghantam
Dan air mata turut berjatuhan
Kabar yang sampaikan pesan
Esok, dia dan dia akan bersamaan
Kabar yang harusnya sampaikan kebahagiaan
Tapi cukup saat itu saja
Dan seketika itu saja
Hati turut merasa berduka
Karena kau bukan siapa-siapa
Ya, sekali lagi kuberkata
Karena kau bukan siapa-siapa
5 September 2015
-Arya A. Hidawa-
Komentar
Posting Komentar